BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Usaha
perunggasan (ayam ras) di Indonesia
telah menjadi sebuah industri yang memiliki komponen lengkap dari sektor hulu
sampai ke hilir, dimana perkembangan usaha ini memberikan kontribusi nyata
dalam pembangunan pertanian. Industri perunggasan memiliki nilai strategis
khususnya dalam penyediaan protein hewani untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri
dan peluang ekspor, disamping peranannya dalam memanfaatkan peluang kesempatan
kerja.
Saat
ini diperkirakan terdapat sekitar 2 juta tenaga kerja yang dapat diserap oleh
industri perunggasan, disamping mampu memberikan lapangan pekerjaan bagi 80
ribu peternak yang tersebar di seluruh Indonesia. Sumbangan produk domestik
bruto (PDB) sub sektor peternakan terhadap pertanian adalah sebesar 12 %(atas
dasar harga berlaku), sedangkan untuk sektor pertanian terhadap PDB nasional
adalah 17% pada tahun 2004. Hal ini menunjukkan bahwa peran sub sektor
peternakan terhadap pembangunan pertanian cukup signifikan, dimana industri
perunggasan merupakan pemicu utama perkembangan usaha di sub sektor peternakan.
Industri perunggasan di Indonesia berkembang sesuai dengan kemajuan perunggasan
global yang mengarah kepada sasaran mencapai tingkat efisiensi usaha yang
optimal, sehingga mampu bersaing dengan produk dari produk-produk unggas luar
negeri. Produk unggas,
yakni
daging ayam dan telur, dapat menjadi lebih murah sehingga dapat menjangkau
lebih luas masyarakat di Indonesia.
1.2 Tujuan
Tujuan penulisan
makalah tentang ayam pedaging adalah
a)
Tugas
akhir mata kuliah bahasa indonesia dan penulisan ilmiah.
b)
Mengetahui
cara berternak ayam broiler yang baik dan benar.
c)
Mengetahaui
basil usaha pemeliharaan ayam pedaging (broiler)
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kandang Dan Peralatan
a.
Lokasi-lokasi
kandang yang baik:
Ø Sebaiknya lokasi
kandang jauh dari keramaian, jauh dan lokasi perumahan atau dipilih ditempat
yang sunyi
Ø Lokasi kandang
hendaknya tidak jauh dari pusat pasokan bahan baku, dan lokasi pemasaranya.
Ø Loksi sebaiknya
trmasuk areal agribisnis agar terhindar dan penggusuran.
Hal-hal
tersebut seharusnya diperhatikan karena kandang merupakan tempat lingkungan
hidup bagi ayam, oleh karena itu ayam hams hidup dengan nyaman agar bisa berprodusi
dengan baik.
Perlengkapan kandang
meliputi:
§
Tempat
pakan
§
Tempat
minum
§
Baki
§
Seng
§
Termometer
§
Lampu
§
Tirai
§
Sapu
§
Skop
§
Timbanagn
duduk
Demikianlah peralatan
kandang yang harus disiapkan sebelum proses pemeliharaan.
2.2 Pemeliharaan
Fase Strarter
Fase
starter adalah fase dimana umur ayam dari 0-14 hari, di fase ini ayam hams
dikondisikan dengan baik, karena pada fase ini ayam sedang mengalami proses
hiperplasia (pembanyakan sel) sehingga pemeliharaan hams dilakukan dengan baik.
2.3 Pemeliharaan Fase Fhiniser
Di
fase ini alas kandang/ litter dan juga brooding sudah di lepas, pada fase ini
ayam mengalami proses hipertropy (pembesaran sel) sehingga ayam hanya
meggemukan tubuhnya.
2.4 Analisis Usaha
a.
Biaya
tetap
§
Kandang
§
Peralatan
b.
biaya variabel
§
DOC
§
Pakan
§
VOVD
(Vaksin Obat Vitamin Desinvektan)
BAB
III
MATERI DAN METODE
MATERI DAN METODE
3.1 Materi (Alat dan Bahan)
1. Alat
Ø
Lampu
Ø
Tirai
Ø
Tempat
pakan
Ø
Tempat
minum
Ø
Baki
Ø
Termometer
Ø
Seng/
cihck guard
Ø
Litter/
alas kandang
Ø
Timbangan
duduk
2. Bahan
Ø
DOC
Ø
Pakan
Ø
Sekam
Ø
Vitamin
3.2 Metode
3.2.1
Persiapan Kandang
Ø
Pembersihan
kandang dan sanitasi
Ø
Pengapuran
Ø
Pasang
tirai dan litter, lalu sanitasi ulang
Ø
Memasang
peralatan, hidupkan lampu 2 jam sebelum
DOC datang
Ø
Sediakan
pakan dan vitamin sebelum DOC datang
3.2.2
Pemeliharaan Fase Starter dan Fhiniser
Ø
Timbang
pakan setiap pemberian pakan
Ø
Pemberian
air minum sesuai frekuensi umur
Ø
Pemberian
obat/vitamin, pada saat ayam sterss/sakit
Ø
Vaksin
ND pada umur 4 hari
Ø
Vaksin
gumboro diberikan pada umur 18 hari
Ø
Pelepasan
litter pada umur 2 minggu
Ø
Pelebaran
brooding setiap 2 hari sakali
Ø
Setelah
ayam panen bersikan kandang dan biarkan 2 minggu masa kering kandang
BAB
VI
MANFAAT
MANFAAT
4.1 Hasil Yang Diperoleh
Hasil
yang diperoleh akan didapatkan dari pemeliharaan ayam broiler ini sangat
menguntungkan, apalagi harga daging sapi sekarang melonjak tinggi, maka orang
–orang akan menggantinya dengan daging ayam yang harganya lebih murah dan
hemat.
4.2
Pemanfaatan Pekarangan
Pekarangan
yang kosong oleh setiap orang umumnya dibiarkan menjadi semak belukar. Jika
kita dapat memanfaatkannya menjadi kandang, pasti akan lebih bermanfaat dan
nyata hasilnya.
4.3
Pemenuh Kebutuhan Protein Hewani
Potein
hewani merupakan protein yang sangat penting bagi tubuh kita yang tidak dapat digantikan (esensial) oleh karena itu,
dengan adnya pemeliharaan ayam broiler ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan
protein hewani bagi kita semua.
BAB
V
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
5.1 Periode Starter
5.1.1
Kedatangan DOC
Ø
Pemberian
Vitamin
DOC diberikan vitachick
dengan dosis 5g / 7 liter air
jadi vitachick yang
diberikan: 7liter air = 5g
Cara pencampuran:
§
Timbang
vitamin
§
Larutkan
dalam air
§
Masukan
kedalam tempat minum dan berikan pada ayam
Ø
Penghitungan
dan Penimbangan
§
DOC
dihitung satu persatu.
§
Penimbangan
dilakukan dengan cara mengambil dengan cara 10% X 100 = 10 ekor.
§
Rata-rata
berat DOC adalah 40g.
5.1.2
Vaksinasi
Program vaksinasi yang
telah dilaksanakan adalah:
Ø
ND
pada umur 4 hari, dengan metode tetes mata, dosis yang diberikan adalah satu
tetes/ekor.
Cara Pencampuran
Vaksin:
§
Masukan
pelarut kedalam botol vaksin
§
Kocok
membentuk angka 8
§
Masukan
kedalam botol pelarut
§
Bilas
dan pastikan vaksin tidak tersisa
§
Vaksin
siap diberikan
Ø
Gumboro
pada umur diberikan lewat air minum, dengan dosis 1 botol untuk 500 ekor ayam.
§ Cara Pencampuran
Vaksin:
§ Masukan air kedalam
botol vaksin
§ Kocok membentuk angka
8
§ Masukan kewadah yang
sudah di sediakan
§ Masukan ke galon air
minum dan berikan pada ayam
§ Pastikan vaksin tidak
tersisa.
5.1.3
Pemberian Pakan Dan Minum
Pemberian
pakan secara adlibitum yaitu sedikit demi sedikit, tempat pakan yang di
butuhkan adalah: DOC 1 tempat pakan untuk 75 ekor. kemudian di sesuaikan dengan
perkembangan umur.
Pemberian
minum di berikan sesuai dengan frekuensi umur ayam, tempat minum yang dibutuhkan
1 tempat minum untuk 75 ekor.
5.1.4
Managemen Litter
Ketinggian
litter adalah 5 cm, dan pastikan sekam yang digunakan kering, dan bila ada yang
basah harus segera diganti untuk menjaga kesehatan temak ayam.
5.2 Periode Fhiniser
5.2.1
Recording
Tabel
Recording
No
|
Minggu
|
Jumlah
Pakan
|
Berat
Badan
|
FCR
|
1
|
I
|
98 gr
|
1,75 gr
|
0,68
|
2
|
II
|
28 kg
|
525r
|
0,7
|
3
|
III
|
33,5 kg
|
1,03 kg
|
0,51
|
4
|
IV
|
5.2.2
Pemanenan
Pemanenan ayam
dilakukan pada umur 30 hari dengan bobot rata-rata 1,6 kg
Cara pemanenan :
Ø Ikat ayam sebanyak 5
ekor
Ø Timbang sebanyak 15
ekor
Ø Masukan ke keranjang
yang sudah disiapkan
Ø Siram ayam supaya
tidak dehidrasi
5.2.3
Sistem Organ Pencernaan
Pembedahan ayam
dilakukan guna mengetahui sistem organ pencernaan.
Berikut ini program pencernaan:
![]() |
Organ Accesoris Pencernaan :
v Hati
v Limfa
v Pancreas
v Empedu
BAB
VI
PENUTUP
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pemeliharaaan ayam pedaging:






6.2 Saran
Penulis
menyarankan agar bagi masyarakat yang memiliki lahan kosong sebaiknya digunakan
untuk usaha pemeliharaan ayam pedaging, mengingat besarnya keuntungan yang
dapat diperoleh.setap pereodenya karna lonjakan kebutuhan protein hewani yang
setaiap tahunya menimgkat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar